SOREANG, WN.net— DPRD Kabupaten Bandung meminta agar Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) serta pihak kontraktor PT. Basuki Rahmanta Putra (BRP) segera menyelesaikan sarana jalan yang rusak akibat aktivitas pengerjaan proyek Floodway Cisangkuy, Kabupaten Bandung.
Selain sarana jalan umum, dewan meminta pihak kontraktor segera menyelesaikan kompensasi terhadap warga yang rumahnya retak-retak dampak dari proyek tersebut.
“Pihak BBWS akan merealisasikan keluhan warga tersebut tahun 2020, sedangkan kami dari komisi minta jangan menungggu sampai 2020 karena terlalu lama,” kata Ketua Komisi C, H. Yanto Setianto, usai pertemuan dengan pihak BBWS, di Desa Sukamukti, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Rabu (23/10-2019).
Selain Ketua, turut mendampingi kunjungan kerja ke proyek Floodway Cisangkuy ini, Sekretaris Komisi C, H. Uus Haerudin Firdaus, dan anggota lainnya; Kepala Desa Sukamukti, Agus Tajudin; pihak BBWS, dan pengembang.
Yanto juga menyayangkan kinerja BBWS karena progres proyek tersebut baru mencapai 30%, sehingga 70% lagi belum beres. Padahal proyek tersebut harus rampung akhir 2019.
“Jadi proyek ini molor sampai kapan. Ini bisa merugikan masyarakat akibat dampak yang ditimbulkan. Kami juga menyayangkan Kepala Dinas PU PR tidak hadir dalam pertemuan ini, padahal sudah dijadwalkan sebelumnya,” ucap H. Yanto.
Menurut H. Yanto, kunjungan Komisi C ini untuk mencari jalan agar masyarakat tidak dirugikan dengan proyek ini. Jangan sampai pembangunan tersebut merugikan pihak masyarakat.
“Karena ada keluhan masyarakat, maka kami turun dan survey ke lokasi, apa saja yang dikeluhkan masyarakat itu,” ucapnya.
Dalam pertemuan itu, juga dibahas soal uang ganti rugi terhadap warga yang tanahnya tergusur proyek, karena belum sepakat masalah harga, sehingga harus diselesaikan dipengadilan. Termasuk administrasi tanah carik dan wakaf yang belum selesai.
Menurut Kepala Desa Sukamukti, Agus Tajudin, ada sepuluh rumah warga yang terdampak proyek tersebut. Tapi baru tiga runah yang sudah diperbaiki pihak perusahaan. Sedangkan jalan kabupaten yang rusak sepanjang tiga kilo meter dan jalan desa yang rusak mencapai satu kilo meter.
“Hal yang dikeluhkan warga itu selain badan jalan dipenuhi tanah, juga berdebu. Warga dikhawtirkan bila musim hujan, jalan pasti licin karena dipenuhi tanah. Karena itu, kami meminita permasalahan ini segera direalisasikan,” katanya.** Deddy R.