SOREANG, WN.net – Pemerintah Kabupaten Bandung telah memberikan beberapa kali peringatan terhadap PT. Sindo Semesta terkait pembangunan Pasar Sehat Sabilulungan Majalaya. Bahkan Pemkab akan segera menghentikan PT. Sindo Semesta dalam pembangunaan pasar tersebut, bila tidak memenuhi kewajibannya sampai 22 November 2019.
Asisten Ekonomi dan Kesejahteraan Pemkab Bandung, H. Marlan, membeberkan Pemkab menunjuk investor PT. Sindo Semesta hasil lelang investasi dengan beberapa poin kerja sama. Dalam perjanjian awal dan setelah ditandatangani kontrak kerja, selama 18 bulan pembangunana pasar harus sudah selesai.
“Tapi setelah dimonitor, pembangunan pasar lambat dan telah dilayangkan surat peringatan sampai 2018. Bahkan Oktober 2019 juga diberi surat teguran sampai ke tiga kalinya untuk melaksanakan pembangunan,” kata Marlan, menjawab desakan Yayasan Generasi Muda Majalaya (YGMM), saat audensi dengan DPRD Kabupaten Bandung, di Ruang Banmus, Gedung DPRD Kabupaten Bandung-Soreang, Rabu (30/10-2019)
Menurut Marlan, bila sampai 22 November 2019 tidak ada itikad baik pihak investor, Pemkab terpaksa akan memutuskan sepihak proses pembangunan.
“Kita menunggu keseriusan PT. Sindo, kita sudah melakukan langkah-langkah, bagaimana bila PT. Sindo tidak memenuhi kewajibannya sampai 22 November 2019. Pada saat memutuskan kontrak sepihak dengan PT. Sindo kita percepatan pembangunan dan kita tidak ingin menunggu sampai 2020, kalau bisa 2019 kita sudah ada yang melakukan take over pembangunan Pasar Majalaya,” papar Marlan.
Marlan juga mengakui, Pemkab saat ini mengalami kesulitan dengan pasar Majalaya, karena pasar stasiun ini sudah diklaim oleh PT. KAI yang memita agar tidak ada lagi aktivitas di sana.
“Bahkan kita harus membayar ke PT. KAI sebesar Rp750 juta, sementara dari retribusi pasar tidak mencukupi,” ujarnya.
“Kita juga ingin melakukan percepatan dan tidak ingin menunggu sampai akhir 2020. Intinya, Pemkab Bandung sudah menentukan sikap atas pembangunan Pasar Majalaya,” imbuhnya.
Sudah Rp11,8 Miliar
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung, Hj. Poppy Hopipah, menyatakan terimakasih terhadap ketua dewan yang telah memfasilitasi permasalahan ini.
“Karena bola panas ini sekarang sudah kita tanggung renteng bersama, terutama dorongan rekan-rekan dari Majalaya,” ucap Poppy.
Setelah itu, tutur Poppy, pihaknya baru akan menyelesaikan dengan pihak PT. Sindo dan baru melangkah kepada investor selanjutnya, apakah harus malalui lelang atau take over.
“Karena itu, saya minta bantuan sekali pada rekan-rekan semua. Kalau dari vendor uang yang sudah masuk sedang kami investigasi, termasuk siapa yang sudah memberikan uang muka,” tuturnya.
Poppy mengakui, untuk uang muka sudah diberikan peringatan kepada para pedagang agar tidak memberikan uang muka sebelum 75 persen pasar dibangun.
“Di pasar itu jangan sekali-kali memberikan uang muka sebelum pembangunan 75 persen. Saya sudah berkali-kali mengirim surat peringatan melalui UPTD Pasar, tapi ini sudah kadung terjadi. Jangan melihat ke belakang , teapi bagaimana ke depan,” katanya.
Namun Poppy merasa khawatir, selain berutang ke vendor, ada yang membayar uang muka di luar pihak perusahaan.
“Saya tanyakan data itu, karena akan diaudit. Uang yang sudah masuk hasil audit itu mencapai Rp11,8 miliar, dengan bukti-bukti yang sah sudah berapa, sisanya berapa, ke mana cost-nya? Saya juga ingin membantu dan setelah November insyaa Alloh bisa selesai dan kami tidak mau meninggalkan masalah sebelum bupati berakhir masa jabatannya,” harapnya.** Deddy R.