SOREANG, WN.net – Sampai saat ini Partai Golongan Karya belum menentukan sikap untuk menentukan bakal calon Bupati Bandung periode 2020-20025. Partai Golkar juga belum menentukan sikap arah koalisi dengan partai lain dalam suksesi Pilkada serentak 2020.
“Partai Golkar ada mekanisme, kita sedang menungu petunjuk dari DPP Golkar atas survey terhadap elektabilitas tokoh-tokoh yang bisa diterima oleh semua masyarakat. Saat ini sedang menunggu, belum ada keputusan apa pun,” jawab Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kabupaten Bandung, H. Sugianto, usai melantik pengurus baru Perkumpulan Kesejahteraan Keluarga Dewan (PKKD) periode 2019-2024, di Sunshine Resort, Soreang, Kabupaten Bandung, Selasa (15/10-2019).
Tersiar kabar, Sugianto digadang-gadang akan diusung Partai Golkar untuk menjadi bakal calon Bupati Bandung periode 2020-2025, berpasangan dengan Hj. Kurnia Agustina (istri Bupati Bandung H. Dadang M. Naser) sebagai bakal calon wakil bupatinya.
Namun kabar tersebut saat ini belum ada kejelasan. Sugianto sendiri mengaku belum tahu, karena kata Ketua DPRD Kabupaten Bandung ini, saat ini mekinisme sedang berjalan dan yang menentukan survey, termasuk uji kelayalan adalah DPP Partai Golkar.
“Saya saat ini sedang konsen bagaimana memimpin DPRD, termasuk juga memperkuat kapasitas DPRD ini betul-betul menjadi lembaga yang mampu menjalankan tugas dan fungsinya yang baik dan benar kepada masyarakat,” ucap Sugianto.
Oleh karenanya, tutur Sugianto dirinya hari ini masih bertugas dan ditugaskan oleh partai untuk memimpin DPRD, yang berjumlah 55 orang anggota dari seluruh parpol dengan delapan fraksi, untuk mengendalikannya. Meski demikian, Sugih (sapaannya) mengaku siap bila partai mengusung untuk menjadi bakal calon bupati.
“Belum sampai ke sana (pencalonan dirinya, Red.). Kalau diusung partai, bagi saya sebagai seorang kader, manakala partai menugaskan, di mana pun harus siap ditugaskan,” tuturnya.
Sugianto juga mengaku, pihak Golkar sàat ini belum menentukan koalisi dengan partai mana pun, karena masih digodog internal partai.
“Sampai saat ini Golkar masih menggodog mekanisme internal. Kalau internal selesai, baru melangkah ke rencana koalisi. Saya pikir sebuah kewajaran Golkar berkoalisi dengan partai mana pun, termasuk PDIP. Kita butuh kekutan yang optimal dalam membangun Kabupaten Bandung,” terangnya.
Mengenai calon perempuan, menurut Sugianto, juga belum, karena Golkar masih mempersiapkan perangkatnya dulu.
“Bila perangkat sudah beres, siapa nanti yang sudah terpotret oleh publik, oleh konstituen Partai Golkar kenapa tidak, calon perempuan sah-sah saja,” imbuhnya. * Deddy R.