SOREANG, WN.net — Pemerintah Kabupaten Bandung kini sedang membangun embung atau kolam retensi di beberapa titik.
Pembangunan kolam retensi atau embung ini diharapkan mampu mengatasi banjir yang terjadi setiap musim hujan dan mengatasi kekurangan air di saat musim kemarau.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung, Ir. H. Agus Nuria, mengatakan pihaknya telah membebaskan lahan untuk pembangunan situ di hulu Sungai Citarum, yaitu di Situ Pangkalan, Kamojang, Kecamatan Ibun, yang dulu situ tersebut pernah ada dan kini menghilang.
“Pembangunan Situ Pangkalan merupakan kegiatan yang sedang dikembangkan di daerah hulu dan melaksanakan kegiatan di hilir sungai,” kata Agus Nuria, saat acara Ngawangkong Bari Ngopi 2019, yang digagas Bagian Humas dan Ptotokol Setda Kabupaten Bandung, di Taman Uncal, Kompleks Pemkab Bandung, Soreang, Jumat (13/12/2019).
Menurut Agus, selain membebaskan untuk pembangunan Situ Pangkalan, Kamojang, rencana pembangunan embung seluas 10 hektare di Desa Tanjungwangi, Kecamatan Pacet dan sudah disurvei, kemudian pembangunan kolam retensi di Bumi Harapan Cibiru, Cileunyi, dengan memanfaatkan lahan fasilitas umum.
“Juga kegiatan normalisasi, baik yang dilaksanakan pihak ke tiga atau melibatkan masyarakat,” katanya.
Agus mengatakan, kegiatan yang sedang direncanakan PUPR dan sudah diusulkan Kementrian, adalah pembangunan kolam retensi Cikasungka, Kecamatan Soreang, seluas dua hektar, embung Balekambang, dan Sukamaju, Kecamatan Majalaya seluas 24 hektar.
“Target jangka panjang sesuai RPJM dan dituangkan dalam Renstra terkait penanganan banjir, yaitu genangan seluas 14 ribu hektar atau 8 persen dari wilayah Kabupaten Bandung. Namun untuk rencana saat ini hanya 8 persen, karena disesuaikan RPJMD yang hanya sampai tahun 2021 itu kita coba maksimalkan. Untuk program ke depan, disesuaikan RPJMD baru, tapi tetap penanganan terkait banjir diprioritaskan meski siapa pun yang akan memimpin nanti,” papar Agus.
Agus mengatakan, pembangunan embung atau kolam retensi itu diharapkan bisa mengatasi kekeringan di saat musim kemarau dan banjir di saat hujan.
Selain itu, menurut Agus, kondisi drainase yang tidak jalan berpotensi menimbulkan genangan air di jalan. Genangan air berpotensi merusak jalan. Genangan air itu salah satunya akibat drainase tidak berfungsi yang disebabkan tumpukan sampah.
Dilakukan juga peningkatan jalan TPT (Tembok Penahan Tanah), penataan trotoarisasi di ibu kota Kabupaten Bandung atau kota kecamatan yang tersebar.
Kemudian ada bidang progam drainase untuk mengatasi banjir, terutama kaitannya dengan Program Citarum Harum. Selanjutnya, bidang irigasi dengan pengembangan pengelolaan jaringan irigasi untuk pengairan persawahan di Kabupaten Bandung.** Deddyra