SOREANG, WN.net — Organisasj Radio Amatir Indonesia (Orari) tidak pernah luntur oleh zaman. Meski dewasa ini marak dengan kehadiran gatget atau media sosial, namun pencinta radio amatir ini tetap eksis mengudara.
Ketua DPD Orari Kabupaten Bandung, H. Dadan Konjala, SH., mengatakan, sebagai cadangan nasional di bidang Komunikasi Radio, Orari secara otomatis melekat pada beberapa instansi pemerintah yang menangani penanggulangan bencana di antaranya BNPB, Basarnas, Satkorlak PB atau BPBD di setiap Provinsi, PMI, BMKG, dan Lapan.
“Itu eksistensi Orari di masyarakat,” tutur Dadan Konjala, di pelataran parkir Gedung DPRD Kabupaten Bandung, Soreang, Rabu (4/3/2020).
Menurut Ketua Fraksi PDIP ini, dalam eksistensinya, pada 13-15 Maret 2020 Orari Kabupaten Bandung akan menggelar Festival Gunung Puntang Hallo Bandung-Netherland.
“Insya Alloh besok (5/2/2020, Red.) akan mulai dipasang di Gunung Puntang. Alatnya sudah di-setting sedemikian rupa, sehingga tanggal 14 bisa launching komunikasi melalui radio dengan Belanda mengulang sejarah,” kata Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Bandung ini.
Dadan Konjala menyampaikan, dalam festival terbut pemerintah mengangkat budaya dan pariwisatanya. Sedangkan pada 13 sampai 15 Maret 2020, dirangkai acara sarasehan tentang keradioan dan kopi di Gedong Budaya Sabilulungan, kemudian dilanjutkan di Bale Rame.
“Tiga hari itu menggunakan tiga tempat; Gedong Budaya Sabilulungan, Bale Rame, dan Gunung Puntang,” tutur Abah Konjala.
Dadan menuturkan, Radio Malabar memiliki sejarah unik. Dulu pertama ada komunikasi antara nenek yang kangen pada cucunya di Belanda menggunakan radio di Malabar.
Oleh karena itu, ia sangat apresiasi digelarnya Festival Gunung Puntang. Orari masuk dalam Calender Of Event Disparbud Kabupaten Bandung 2020.
“Dengan masuknya Orari dalam Calendar Of Event 2020, diharapkan Pemkab telah memperhatikan terhadap sejarah komunikasi di Indonesia dan mengangkatnya ke dalam bagian pariwisata,” tutur anggota dewan yang biasa disapa Abah Konjala ini.
Meski begitu, Dadan Konjala berharap radio amatir itu tidak hanya replika. Tapi diharapkan di Gunung Puntang dibangun radio komunikasi, karena radio amatir ini masih berperan sampai saat ini, meskipun teknologi komunikasi sudah canggih.** Deddyra