WN–SOREANG: Angka harapan hidup (AHH) penduduk Kabupaten Bandung tahun 2019 yan mencapai 73,40. Artinya perkiraan lama hidup rata-rata penduduk Kabupaten Bandung dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur yaitu selama kurang lebih 72-73 tahun.
“Angka ini meningkat 0,14 poin dibanding tahun 2018 yang mencapai 73,26,” kata Bupati Bandung H Dadang M Naser, saat menyampaikan pengantar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Bandung tahun 2019, pada Sidang Paripurna DPRD Kabupaten Bandung yang digelar di Gedung Paripurna DPRD, Komplek Pemkab Bandung, di Soreang, Selasa (28/4-2020).
“Interprestasinya, seorang bayi yang dilahirkan di Kabupaten Bandung tahun 2019 diproyeksikan mempunyai harapan untuk hidup selama743,40 tahun.
Dalam kesempatan itu Dadang Naser juga menyampaikan mengenai pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya balita stunting di Kabupaten Bandung yang tahun 2019 menurun dibanding tahun 2018.
Menurut Dadang Naser, prevalensi balita stunting (kejadian balita pendek dan sangat pendek) pada anak balita tahun 2019 mencapai 7,32% atau sejumlah 19.133 orang balita dari 261.419 balita yang ditimbang dibandingkan tahun 2018. Prevalensi balita stunting mengalami penurunan sekira 0,59% (data prevalensi bàlita stunting tahun 2018 sebesar 7,91).
“Sedangkan indeks kepuasan masyarakat (IKM) pelayanan di Puskesmas tahun 2019 sebesar 79,86 poin meningkat 0,19 poin daribtah8n 2018 yang mencapai 79,67 poin,” kata Dadang.
Hal itu kata Dadang, sebagai salah satu gambaran pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintah yang dapat dilihat dari pencapaian indikator makro hasil pembangunan serta pencapaian indeks pembangunan manusia (IPM).
IPM ini, tutur Dadang, sebagai gambaran keberhasilan pembangunan kualitas sumber daya manusia. Baik fisik berupa kesehatan dan kesejeahteraan yang tercermin dari angka harapan hidup (AHH) serta kemampuan daya beli, maupun non fisik berupa intelektualitas yang tercermin dari rata-rata lama sekolah (RLS) serta tingkat pendidikan yang ditamatkan.
“Pencapaian indikator makro pembangunan ini secara umun tiap tahun menunjukkantren positif, yang merupakan hasil kerja seluruh bidang pembangunan sebagai wujud sinergitas pembangunan oleh Pemkab Bandung, masyarakat dan dunia usaha.
Secara makro, tutur Dadang, kinerjà perekonomian Kabupaten Bandung tahun 2010 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2019 mencapai Rp 124 triliun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2019 mencapai Rp 82,34 triliun. Mengalami kenaikan sebesar 0,91% dari tahun 2018.
Dalam pengantar LKPJ tahun 2019, Bupati juga menyampaikan kaitan penanganan pencegahan pandemi covid 19 yang dilakukan Pemkab Bandung.
Menurut Dadang Naser, dalam menyikapi pandemi covid 19, Pemkab Bandung bergerak cepat, melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat, pemerintah Provinsi Jawa Barat, Forkopimda dan pihak lain dalam melakukan berbagai upaya mencegah penyebaran di seluruh wikayah Kabupaten Bandung dengan membentuk Gugus Tugas percepatan penanggulangan Covid 19 Kabupaten Bandung Sawarna (Sabilulungan Jihad Melawan Virus Corona).
Dadang mengatakan, salah satu kunci keberhasilan dalam mencegah penyebaran covid 19, adabya partisipasi disiplin dan sangat diperlukan kesadaran masyarakat dengan mengikuti aturan pemerintah.
Selain melaksanakan pembatasan sosial beskala besar secara parsial dengan 16 titik cek point perbatasan dan pintu masuk, Pemkab Bandung juga melakukan refocusing dan realojasi anggaran 2020. Bersumber dari APBN, APBD provinsi dan APBD Kabupaten Bandung.
“Selain itu pemerintah juga terus memantau ketersediaan pangan bagi masyarajat terlebih saat memasuki bulan suci ramadhan. Dengan berbagai upaya itu, semoga saja wabah virus corona bisa segera diatasi dan kehidupan kembali normal dan semakin baik,” papar Dadang Naser.
Sementara sidang paripurna penyanpauan LKPJ Bupati Bandung tahun 2019 ini digelar Dewan Perwakilan Rakyat Daeràh (DPRD) Kabupaten Bandung, meski ditengah suasana merebaknya pandemi virus corona 19.
Sidang parpurna dipimpim Ketua DPRD Kabupaten Bandung H Sugianto. Ruang sidang nampak cukup dipenuhi peserta sidang, antara lain dihadiri Wakil Bupati Bandung H Gun Gun Gunawan, para Wakil Ketua DPRD, pimpinan Fraksi, beserta sejumlah anggota dewan lainya, Forum Komonikasi Pimpinan Daerah (Porkopomda) termasuk pimpinan Organisasi Pemerintah Daerah. Namun tempat duduk peserta sidang diberi jarak untuk menghindari penywbaran virus corona. Sudang nampak tidak dihadiri para camat serta pera kepala desa.
Sidang paripurna juga dipasang layar monitor yang disiarkan langsung ke perkantoran dan kecamatan. Di akhir sidang digelar dialog antara bupati dan anggota dewan terkait penanganan covid 19. *deddy