WN–KAB.BANDUNG: Masalah ruang kelas baru (RKB), peralatan sekolah dan penyediaan perpustakaan di desa-desa mengemuka saat kegiatan reses kedua anggota DPRD Kabupaten Bandung H Eep Jamaludin Sukamana, di daerah pemilihan (Dapil) 1.
Eep Jamaludin Sukmana menggelar reses kedua masa Sidang III tahun 2020, di Pondok Pesantren Pasirnangka, Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kamis (9/7-2020).
Sedikitnya 150 warga konstituen yang kebanyakan para guru ngaji, DKM dan pendidik hadir dalam reses Ketua Badan Kehornatan DPRD Kabupaten Bandung ini.
Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional ini melakukan reses guna menjaring aspirasi dari konstituennya. Selain aspirasi langsung saat berdialog dengan kontituen yang hadir, anggota Komisi D ini juga menampung aspirasi secara tertulis yang dibagikan kepada seluruh peserta reses.
Aspirasi diantaranya disampaikan Siti, salah seoranh guru Diniyah. Siti mengatakan, sekolahnya saat ini masih kekurangan sarana dan prasarana. Termasuk kekurangan ruang kelas baru (RKB). Karena itu ia berharap dewan bisa menjembatani dalam pengadaan bantuan sarana tersebut.
Aspirasi juga disampaikan Purnomo, yang meminta adanya Perpustakaan di tiap Desa. Menurut guru Bahasa Indonesia ini, dengan tersedianya perpustakaan di desa, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat mengenai informasi. Dengan tersedianya literasi maka akan meningkatnya minat baca, sehingga pengetahuan dan kecerdasan masyarakat akan meningkat.
Dia juga berharap pemerintah, khususnya pemerintah daerah agar memperhatikan siswa-siswi berprestasi yang kurang mampu untuk bisa melanjutkan hingga ke perguruan tinggi. “Banyak di daerah anak-anak yang berprestasi namun karena ketidak mampuan orang tuanya mereka tidak bisa melanjutkan kuliah, sehingga masih banyak yang putus sekokah,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu warga juga meminta dewan agar memberikan insentif bagi guru ngaji.
Anggota DPRD H Eep Jamaludin Sukmana dalam kesempatan itu menyampaikan, pihaknya akan menampung seluruh aspirasi masyarakat untuk kemudian ditindaklanjuti bersama dalam pembahasan dewan.
Terkait perpustakaan desa, Eep mengatakan, sebetulnya sudah ada, termasuk buku dan segala macemnya, tinggal bagaimana mengelolanya sebaik mungkin.
“Karena untuk buku dan segala macamnya sudah ada, bahkan kami sudah melakukan rapat kerja dengan Dispusip (Dinas Perpustakaan dan Arsip) terkait pengadaan perpustakaan ini. Ya pembinaannya perlu ditingkatkan belum menyetuh ke akar permasalahan, masih ada mis yang perlu ditingkatkan,” ucapnya.
Eep meminta perpustakaan di desa-desa agar dikelola dengan baik. Buku-bukunya jangan disimpan dalam laci.
“Buku buku perpustakaan di desa itu kemana? Apa disimpan dalam laci atau di bawah meja?,” katanya menanggapi pertanyaan warga.
Eep mengemukakan, soal pandemi covid 19, perlu diantisipasi seluruh warga masyarakat Kabupaten Bandung khususnya. Dengan mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. Seperti menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun.
“Covid 19 telah berdampak pada berbagai hal, termasuk dalam reses ini yang biasanya didampibgi nara sumber sekarang tidak karena dibatasi akibat pandemi virus corona dan kegiatan ini tetap harus mengikuti protokol kesehatan,’ ucap H Eep.
Mengenai keluhakan masyarakat, menurutnya, akan ditampung dan ditindaklanjuti.
“Aspirasi masyarakat menjadi hal yang harus didorong meski dalam keterbatasan. Mudahan-mudahan pemerintah dapat mengakomodir, terutama dewan mampu untuk mendesak pemerintah sehingga betul-betul berpihak pada masyarakat. Apa pun yang diinginkan, yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat harus nomor satu, harus diprioritaskan,” tuturnya. *deddy