WN–BANDUNG: Keputusan tiga parpol, PKB, Nasdem dan Demokrat mengusung pasangan Dadang Supriatna (DS)- Syahrul Gunawan
(SG) masing-masing sebagai kandidat Bupati dan Wakil Bupati Bandung merupakan pilihan tepat yang sangat potensial memenangkan kontestasi politik lima tahunan Kabupaten Bandung pada 9 Desember 2020.
Kedua figur tersebut memiliki bekal elektabilitas yang saling menguatkan.
Demikian disampaikan peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network Denny JA, Toto Izul Fatah kepada
pers di Bandung, Jabar, Rabu (29/7).
“Kalau merujuk pada data survei beberapa bulan lalu, pasangan DS-SG itu sudah memiliki bekal elektabilitas yang cukup tinggi. Jika kedua figur itu berduet, potensi memenangkan Pilkada Kabupaten Bandung sangat besar,” ungkap nya.
Menurut Toto yang juga Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, dalam survei yang pernah dilakukannya, meskipun sudah lebih dari 4 bulan, terdapat empat besar calon yang memiliki elektabilitas cukup bagus. Yaitu, Gun-Gun Gunawan, Wakil Bupati Bandung saat ini, dengan elektabilitas 20,9%, Syahrul Gunawan, artis (20,5%), Dadang
Supriatna, anggota DPRD Propinsi Jabar (14,3%) dan Kurnia Agustin Naser, istri Dadang Naser, Bupati saat ini
(13,9%). Diluar empat figur itu, para calon masih memiliki elektabilitas dibawah 7%.
Survei ini dilakukan pada saat semua calon belum melakukan aneka sosialisasi yang massif, dan belum ada simulasi pasangan, karena tarik menarik parpol pengusung yang masih sangat dinamis.
Yang jelas, kata Toto, dari empat figur diatas, nama Syahrul Gunawan masuk dalam kategori “gadis cantik” yang jika dipinang salah satu calon sangat potensial menjadi kunci kemenangan.
“Karena gadis cantik itu sekarang sudah dilamar, bahkan “dinikahi” DS lewat dukungan tiga parpol tadi, maka peta keterpilihan publik akan ikut berubah. Pasangan DS-SG menjadi ancaman kandidat lain, baik Gun Gun maupun Kurnia Agustin. Sebab dengan duet dua figur itu, DS-SG, posisi elektabilitasnya semakin kokoh untuk menang,” tegasnya.
Pertarungan, menurut Toto, akan sangat seru dan berimbang, jika Gun Gun berkolaborasi dengan Kurnia Agustin.
Meskipun, duet Gun Gun dengan Kurnia hampir mustahil terjadi, karena Kurnia sudah mengantongi rekomendasi DPP Partai Golkar untuk berpasangan dengan Usman Sayogi dari birokrat. Yang pasti, dengan lolosnya dua pasangan tadi, DS-Syahrul versus Kurnia Agustin- Usman Sayogi, suara Golkar sebagai pemilik kursi terbesar di Kabupaten Bandung akan terpecah, karena DS juga sebagai salah satu kader tulen Golkar.
Namun, Toto mengingatkan, suara parpol dan dukunan parpol pada Pilkada itu tidak berbanding lurus dengan kemenangan calon. Sebab, dalam Pilkada itu, kecendrungan prilaku pemilihnya akan sangat ditentukan pada kekuatan personal figur calon.
Jadi, sangat mungkin terjadi, Kurnia Agustin yang diusung Golkar sebagaipemegang
suara terbesar bisa kalah karena personal figur DS lebih kuat. Apalagi berduet dengan Syahrul Gunawan.
Meski begitu, kalau merujuk pada data survei LSI, peluang tetap terbuka lebar karena belum ada matahari tunggal di Kabupaten Bandung. Salah satunya, tergambar dari masih rendahnya baik tingkat pengenalan maupun kesukaan publik para calon yang masih rendah. Idealnya, calon yang menang di Pilkada itu harus memiliki tingkat pengenalan 80% keatas. Sementara yang terjadi, masih rata-rata dibawah 70%.
Begitu juga dengan strong supporter (pemilih militan) yang rata-rata masih dibawah 5%. Belum ada yang tembus di
angka aman 25% keatas.
Data ini menggambarkan bahwa peluang masih terbuka lebar buat siapa saja sepanjang mampu mengikuti hukum besinya untuk menang, antara lain, pengenalan, kesukaan, strong supporter dan distribusi
dukungan. Apalagi, dalam kontek waktu yang masih sanggat dinamis, yaitu tersisa lima bulan kedepan. *Deddy