SOREANG,–Kasus kebakaran yang terjadi di wilayah Kabupaten Bandung sejak 2020 menurun cukup tajam.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kabupaten Bandung, Drs. Sutarno Yono, mengatkan, jumlah kasus kebakaran pada tahun 2019 mencapai sekitar 525 kejadian, tahun 2020 hanya mencapai 285 kasus.
Hal itu disampaikan Sutarno Yono atau yang biasa disapa Danyon ini, saat kunjungan akhir jabatan Bupati Bandung H Dadang M Naser, ke Kantor Dinas Damkar, di Jalan Raya Soreang, belum lama ini.
Jumlah musibah kebakaran tersebut, lanjut Yono, kebanyakan rumah tinggal dan gudang.
“Saya sempat kaget tahun 2019 jumlah kejadian kebakaran mencapai sekitar 525 kejadian. Namun tahun ini menurun jadi 285 dan per Januari 2021 jumlah kasus kebakaran mencapai15 kejadian, dua orang luka luka dan tidak ada yang meninggal,” ucap Yono.
Menurut Yono, turunnya angka kejadin kebakaran, salah satunya karena dampak sosialisasi yang terus digelorakan pihak Damkar kepada masyarakat.
Yono menyampaikan pula, selama melakukan upaya pemdaman, personilnya tidak pernah melakukan pungutan biaya.
“Ketika ada musibah kebakaran, satu rupiah pun anak anak tidak memungut biaya. Jadi jangan ada anggapan masyarakat bahwa biaya pemadaman mahal. Kita sosialisasikan, masyarakat agar tidak perlu takut biaya mahal, saya tekankan tidak dipungut biaya, karena semua biaya pemadaman termasuk kendaraan sudah ditanggung APBD,” kata Yono dihadapan bupati.
Yono juga mengatakan, Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bandung, saat ini masih kekurangan personil sebanyak 180 orang, dan yang ada sekarang hanya 132 personil.
Jumlah petugas tersebut ada yang berstatus ASN jumlahnya 36 orang dan petugas tenaga harian lepas (THL) sebanyak 96 orang. “Jadi totalnya 132 orang, jadi kurangnya sekitar 180 petugas,” kata dia.
Para petugas tersebut ditempatkan di 9 pos induk. Di setiap posnya ditempatkan dua regu petugas. Idealnya satu unit kendaraan atau satu regu itu terdiri dari 6 orang personil. Berarti untuk satu pos dibutuhkan lebih dari 10 orang personil.
“Kalau dihitung untuk penambahan personil per regu dan petugas pengganti shift itu kekurangannya masih sangat banyak,” kayanya.
Menurutnya, itu tidak efektif dan tidak manusiawi, karena jika seseorang bekerja melebihi batas standarnya pasti mereka akan merasa lelah dan tidak konsentrasi. Sedangkan para petugas pemadam kebakaran dituntut untuk selalu fokus dan berkonsentrasi tinggi.
“Kita siaga terus sampai 24 jam, namun kadang tengah malam anak anak pada lapar. Mereka yang ada di 9 pos, kadang ada piring ada kompor, tapi tidak ada buat makannya. Saya terketuk hati dan alhamdulillah saya sediakan logistik. Kemudian juga kita ada kenaikan upah. Yang semula sebesar Rp 2,3 juta, sekarang jadi 2,4 juta,” katanya.
Bupati Bandung, H Dadang M Naser, mengayakan, kunjungan ke Dinas Damkar merupakan rangkaian untuk bersiturahmi sehubungan masa berkahir jabatannya.
Menurut Dadang, di pemadam kebakaran sesuai peraturan menteri dalam negeri harus ada dinas pemadam yang terpisah dengan dinas lain. Alhamdulillah sejak saya menjabat bupati, pemadam kebakaràn sudah menjadi dinas tersendiri,” papar Dadang.
Dadang menilai, dinas pemadam merupakan dinas luar biasa. Menolong kemanusian, yang terkena musibah kebakaran.
Dadang menekankan, Dinas Damkar harus terus melakukan kerjasama dengan dinas terkait, seperti dinas pasar, dinas tenaga kerja untuk masuk ke pasar, ke pabrik pabrik sebagai upaya antisipasi kebakaran. “Terutama rumah padat penduduk.
Petakan daerah daerah yang rawan kebakatan, dan mitigasinya harus dilakukan, tidak boleh kendur,” katanya.
Dadang menyarankan, agar tiap pabrik, pos pos ronda, di rumah RT, RW harus punya alat pemadam. “Ini tidak wajib tapi dalam SK bupatinya diharuskan belanja alat pemadam kebakaran untuk pencegahan awal,” imbuhnya. deddy