Mahasiswa Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI), Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN SGD Bandung, harus menguasai kemampuan akademis dan luar akademis, sehingga mampu melihat berbagai peluang demi menyongsong masa depan yang lebih baik.
Demikian pesan Wakil Dekan III Dr H Ading Kusdiana, M.Ag., mewakili Dekan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN SGD Bandung Dr H Setia Gumilar, M.Si., dalam sambutannya pada Webinar Literasi, yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI), belum lama ini.
Kalau ingin masa depan sukses, lanjut Dr H Ading, maka para mahasiswa harus menguasai dua kemampuan tadi. Pertama terkait dengan intelektualitas, berarti harus belajar dengan baik agar bisa menimba ilmu pengetahuan dan berbagai keahlian. Kedua, terkait dengan kepekaan sosial dan membangun jaringan (network).
Apalagi di era revolusi industri 4.0, mahasiswa harus mempersiapkan diri: menimba ilmu sebanyak-banyaknya, memperluas wawasan, serta melatih skill dan keterampilan. “Kita juga harus melek dan mampu mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk kebaikan dan kesejahteraan hidup. Kalau tidak, kita tertinggal bahkan tergilas oleh bangsa-bangsa lain,” jelasnya.
Dr Ading mengingatkan fakta sejarah kemunduran dan keruntuhan Kekhalifahan Turki Utsmani, karena tidak melek terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang di Benua Eropa. Dampaknya, peradaban Islam pun mengalami kemunduran. “Anak-anak SPI bisa belajar dari sejarah Turki Utsmani ini! Agar kita tidak seperti itu!” kata Dr Ading.
Sekretaris Jurusan SPI Dr Widiati Isana, M.Ag sangat mengapresiasi kegiatan Webinar Literasi yang diselenggarakan HMJ SPI ini. Menurutnya, tema “Bercitra Budaya Berpikir Global” Ini sejalan dengan perkembangan industri di 4.0. Memang sudah seharusnya seluruh sivitas akademika mengikuti kegiatan ini,” ujar Dr Widi, mewakili Ketua Jurusan Dr Samsudin, M.Ag.
Bahkan kegiatan ini, katanya, bisa mendukung program berbagai pihak, termasuk mahasiswa harus berpikir lebih maju mengikuti perkembangan industri 4.0 ini. “Ini sikap respek mahasiswa terhadap masalah-masalah yang ada di masyarakat,” ujar Dr Widi, seraya menjelaskan bahwa webinar ini adalah solusi kegiatan dari ospek jurusan (osjur) di masa pandemi Covid-19, diikuti oleh 211 mahasiswa, dan dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting.***