BANDUNG, WN.net — Wakil Gubernur Jawa Barat, H. Uu Ruzhanul Ulum SE., mengatakan akhir-akhir ini Jawa Barat dinilai sebuah lembaga survei sebagai provinsi intoleran.
“Kami tidak terima itu. Justru Jawa Barat yang paling toleransi. Presiden Jokowi dalam suatu acara pernah mengatakan bahwa segala suku di Indonesia ada di Jawa Barat, toleransinya sangat tinggi,” kata Uu saat membuka Koferensi Kerja Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Barat, di Hotel Horison, Jalan Pejuang Pelajar Bandung, Rabu petang (4/12/2019).
Menurut Uu, Jabar berbeda dengan daerah lain. Masyarakat Jabar terkenal ramah dan “someah”.
“Tidak terdengar berita-berita tentang intoleransi,” kata Uu, dalam konferensi yang diikuti oleh seluruh PWI Kabupaten dan Kota di Jabar itu, juga diluncurkan WebSite PWI Jawa Barat dan pelantikan Pengurus PWI Peduli Provinsi Jawa Barat.
Uu berharap, wartawan dalam menjalankan tugasnya dibarengi dengan keimanan, keikhlasan agar tidak tergoda kepentingan tertentu. “Dengan keimanan dan keikhlasan, berita media In Syaa Alloh bisa lurus,” ucapnya.
Kaitan media digital, perkembangan zaman tidak bisa diihindari.
“Ada istilah siapa yang menguasai dunia digital dan media informasi, maka bisa menguasai dunia,” katanya.
Wagub juga sangat apresiasi atas terbentuknya PWI Peduli karena dapat mendukung program pemerintah dalam bidang sosial, khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Saya sangat mendukung dibentuknya PWI Peduli, karena dapat membantu program pemerintah. Dengan keterbatasan pandangan dan anggaran, pemerintah tidak bisa menyampaikan program ke seluruh masyarakat. Diharapkan melalui wartawan dengan medianya program pemerintah bisa sampai ke masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum PWI Pusat, Atal S. Dapari, mengatakan PWI telah memberikan kontribusi cukup besar bagi pemerintah.
“Saat ini PWI anggotanya mencapai 16.000. Sedangkan AJI hanya seribu atau 2.000 anggota, begitu juga IJTI hanya 1.000 sampai 2.000, mungkin karena PWI sudah tua, namun kita punya semangat untuk terus mengikuti perkembangan zaman,” kata Atal Dapari.
PWI Pusat juga akan membuat website yang diharàpkan nanti PWI satu genggaman di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
“Kita juga ada web baru, diharapkan nanti bisa melakukan pendidikan jarak jauh, sehingga pendidikan bisa merata dari Sabang sampai Merauke. Di web, ini juga bisa mengecek keanggotaan PWI. Ini bukan mimpi, tinggal menunggu IT-nya,” kata Atal.
Atal mengatakan, PWI Jabar banyak kontribusi terhadap PWI Pusat. Banyak inspirasi dari PWI Jabar.
“Pembentukan PWI Peduli juga inspirasinya dari Jawa Barat. Awalnya ketika Porwarnas ada atlit yang kecelakaan lalu dibantu oleh PWI Jawa Barat, kemudian ada wartawan yang terkena penyakit, termasuk membantu bencana gempa banyak wartawan yang jadi korban dan lainnya, maka terbentuklah PWI Peduli,” papar Atal.
Ketua PWI Jabar, H. Hilman Hidayat, dalam sambutannya menyampaikan beberapa poin. Antara lain soal PWI digital yang sangat penting untuk mengikuti perkembangan zaman, sehingga kegiatan atau program PWI bisa terakses hingga ke daerah.
“Kaitan PWI Peduli justru yang paling aktif di daerah, seperti Kabupaten Bandung belum lama ini telah melakukan bantuan sosial menyalurkan bantuan air bersih bagi warga yang mengalami krisis air,” katanya.
Hilman juga menyampaikan, saat ini ada 200 calon anggota muda.
“Kita membuka bagi siapa saja yang ingin masuk jadi anggota PWI, tapi persyaratannya harus ditempuh mulai dari masa orientasi sampai Uji Kompetenai Wartawan (UKW),” ujar Hilman.
UKW ini salah satu pembahasan dalam Raker PWI Jabar.
“Semoga Raker ini bisa menghasilkan keputusan yang bermutu,” harap Hilman.** Deddyra