WN–SOREANG: Buntut kisruh dengan para awak media saat pengundian nomor urut pasangan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung beberapa waktu lalu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bandung akhirnya melakukan pertemuan dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bandung dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Bandung Raya.
Pertemuan berlangsung di Sekertariat PWI Kabupaten Bandung, Jalan Cilowa No 1, Desa Pamekaran, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Selasa (29/9/2020).
Hadir Ketua KPU Kabupaten Bandung Agus Baroya beserta Sekertaris dan jajaran komisionaris KPU Kabupaten Bandung, Ketua PWI Kab Bandung H Rahmat Sudarmaji beserta pengurus serta Ketua IJTI Bandung Raya, Rezitiya Prasaja dan pengurus serta puluhan wartawan yang tergabung dalam kedua organisasi tersebut.
Pertemuan dilakukan atas inisiatif kedua belah pihak pasca terjadinya pelarangan peliputan saat pengundian nomor pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung.
Dalam pertemuan itu, Ketua KPU Kabupaten Bandung Agus Baroya, meminta maaf kepada para wartawan, dan berjanji akan membenahi kinerjanya terutama yang berkaitan dengan para awak media.
Agus Baroya, mengatakan, KPU mengadakan pertemuan dengan rekan-rekan wartawan yang diorganisir oleh PWI dan IJTI dalam rangka membangun kesepahaman, terkait dengan tupoksi masing-masing.
“Kejadian itu mudah mudahan menjadi hikmah bagi kami, banyak hal yang harus kami evaluasi. Tentu dalam rangka kunjungan ini KPU menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada PWI dan IJTI yang telah komperatif bekerja sama dengan kami,” ujar Agus, setelah pertemuan bersama IJTI dan PWI.
“Walaupun di beberapa hal mungkin ada yang kurang puas, tapi pada pertemuan ini bisa menyamakan semangat yang sama,” tutur Agus.
Agus berharap, ke depan interaksi komunikasi dan model hubungan dengan Wartawan IJTI dan PWI bisa lebih baik lagi. “Insyaa Alloh akan kita perhatikan lebih baik lagi. Sehingga arus informasi dari sumbernya KPU sampai kepada hilirnya, yaitu masyarakat,” ucapnya.
Agus juga berterimakasih, terkait kritik membangun yang disampaikan para wartawan saat pertemuan tersebut. “Sehingga diharapkan jadi komitmen kami untuk perbaikan ke depannya,” ucapnya.
Ketua PWI Kabupaten Bandung, Rahmat Sudarmaji, mengatakan, tanpa terbantahkan bahwa pertemuan tadi karena peliputan saat pengundian nomor urut.
“Permohonan maaf dari KPU, sebagai umat islam, kami juga memanfaafkan,” ujar Rahmat.
Dalam perkembangannya, kata Agus, tugas KPU dan Wartawan sama-sam ingin menyukseskan Pilkada karena berita yang dibuat wartawan tujuaanya untuk masyarakat.
“Itu (kesalah pahaman) sudah berlalu, ke depan harus membangun kesepahaman, artinya KPU juga harus mengerti dengan tugas kami, memfasilitasi akses informasi yang nantinya akan disebarkan kepada khalayak luas,” tuturnya.
Hal tersebut, kata Rahmat, harus dijadikan pelajaran.
“Ini harus menjadi pelajaran, bukan hanya untuk KPU KPU tapi semua termasuk, instasi lain, yang harus memfasilitasi untuk keterbukaan informasi,” ucapnya.
Begitu juga wartawan senior, Didi Mainaki, mengaku permintaan maaf KPU kepada semua wartwan diterima.
“Permintaan maaf diterima, namun belum clear, kami menunggu realisasi janji KPU dalam tahapan Pilkada dan keterbukaan informasi lainnya,” ucapnya. deddy