WN–SOREANG: Berbagai cara dilakukan pasangan calon bupati untuk menarik simpati masyarakat. Seperti menciptakan lagu, slogan atau simbul-simbul lainnya.
Seperti halnya pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung Hj Kirnia Agustina-Usman Sayogi. Selain teleh menetapkan slogan “Nu Pasti Sabilulungan”, paslon nomor urut 1 ini juga telah membuat label “Jempol”.
Label acungan Jempol ini digunakan kubu NU Pasti Sabilulungan dalam sosialisasi dan kampanye politiknya dalam pemenangan Pilkada 2020 Kabupaten Bandung.
Pasangan calon ini menyatakan bersyukur telah mendapat nomor urut 1 pada pengundian nomor urut paslon Kamis 23/9 lalu. Angka satu menurut Teh Nia, sapaannya, memiliki makna yang luar biasa. Angka baik, melambangkan ketauhidan, dan tentunya selaras dengan visi dan misi Nu Pasti untuk menjadikan Kabupaten Bandung unggul dalam segala bidang.
Teh Nia bahkan sempat menyampaikan, pelabelan nomor urut NU Pasti Sabilulungan dengan acungan jempol. Label angkat jempol.ini, menurut Teh Nia, memiliki makna yang positif dan keunggulan.
Teh Nia buka mulut, mengapa ia memilih menggunakan pelabelan NU Pasti Sabilulungan dengan acungan jempol, bukan memilih acungan telunjuk yang umum digunakan untuk menunjukkan angka 1 atau yang pertama.
“Sebetulnya banyak masukan. Tapi semisal untuk hal-hal yang positif atau keunggulan pasti tandanya bukan telunjuk, melainkan jempol. Jempol itu, kan iibunya jari-jari. Jadi secara sepontan sudah refleks ketika ingin menjadi lebih baik dan lebih baik lagi, tandanya harus jempol,” kata Nia seusai melakukan roadshow di sejumlah kantor redaksi media cetak dan online, di Kota Bandung, Jumat 25 September 2020.
Teh Nia juga mengungkap makna pemilihan kalimat slogan NU Pasti Sabilulungan. Menurut dia, slogan itu dibuat berdasarka dari niat dirinya dan Kang Usman maju di kontestasi Pilbup Bandung 2020.
Menurut Teh Nia didampingi Kang Usman, slogan NU Pasti Sabilulungan memiliki makna meluruskan niat atas kehendak masyarakat untuk melanjutkan pengabdian untuk memajukan Kabupaten Bandung dengan semangat sabilulungan. Sabilulungan sendiri adalah istilah kearifan lokal masyarakat Sunda yang jika diartikan dalam Bahasa Indonesia memiliki makna seia-sekata, seayun-selangkah, sepengertian-sepemahaman, senasib-sepenanggungan, dan bertumpu pada silih asih dan silih asuh.
“Slogan ini berangkat dari niatan kami berdua untuk melanjutkan pengabdian bagi masyarakat Kabupaten Bandung. Tentu niatan kami juga mendapat dukungan dan doa dari orang-orang yang tersayang juga sejumlah masyarakat Kabupaten Bandung,”pungkasnya. ***deddy