Bandung–WN: Kota Bandung berada pada zona level 2 Covid-19. Keadaan tersebut dimanfaatkan oleh sektor pendidikan di Kota Bandung untuk melaksanakan proses pembelajaran tatap muka terbatas di lembaganya masing-masing. Salah satu perguruan tinggi yang memanfaatkan proses pembelajaran tatap muka terbatas tersebut adalah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD), Bandung. Meskipun baru bersifat uji coba UIN SGD Bandung sudah melaksanakan perkuliahan tatap muka terbatas (PTMT) sejak tanggal 15 November 2021.
Pernyataan tersebut terungkap dalam talk show My Ilkom Episode-10, yang tayang live secara virtual , Jumat (26/11/21) tadi malam, mulai pukul 19.30- 21.00. Takshow yang dipandu Sekretaris Umum Korps Protokol Mahasiswa Jurusan (KPMJ) Ilmu Komunikasi-4, Nisa Pratami ini, mengusung thema “Mengintip Proses Adaptasi Pembelajaran Hybrid di UIN Bandung. Pada acara yang diselenggarakan oleh Jurusan Ilmu Komunikasi melalui KPMJ Ilmu Komunikasi-4 ini, menampilkan dua naras umber yaitu, Wakil Rektor I Bidang Akademik UIN SGD Bandung, Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag dan Wakil Dekan 1 Bidang Akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), Dr. H. Enjang AS., M.Ag..
Dalam talkshow tersebut, lebih jauh Rosihon mengatakan, PTMT ini sifatnya baru tingkat percobaan sehingga mahasiswa dibebaskan untuk memilih sistem perkuliahan yang ingin mereka ikuti. Jika memilih sistem hybrid mahasiswa dipersilahkan mengikuti proses kuliah di kampus asalkan sudah memenuhi persyaratan tertentu terutama berkaitan dengan prokes maupun kesehatan. Jika mahasiswa memilih berkuliah secara online,juga dipersilahkan kuliah di rumah nya masing-masing.
“Pokoknya, sistem perkuliahan di UIN-SGD Bandung tetap harus berjalan dan tidak boleh terganggu baik dalam capaian maupun dalam kualitas teknis pelaksanaanya di lapangan. mahasiswa dibebaskan untuk memilih perkuliahan, bisa di rumah dan bisa di kampus, karena materi yang disampaikan di dalam kelas sekaligus bisa diterima oleh mahasiswa yang kuliah di rumahnya masing-masing,” ujar Rosihon.
Menurut Rosihon, guna mendukung proses PTMT di UIN-SGD Bandung, dari 250 ruang kelas yang ada di UIN Bandung, ada 100 ruang kelas ditambah perlengkapan teknis yang siap digunakan termasuk sudah disiapkan pula operator yang akan memandu perkuliahan atara dosen dengan mahasiswa di dalam kelas yang langsung tersambung dengan mahasiswa yang kuliah secara daring di rumah masing-masing. Tidak hanya itu, sudah siap juga gugus tugas PTMT yang langsung diketuai oleh Wakil Rektor III, koordinasi dengan klinik UIN Sunan Gunung Dajti Bandung, Puskesmas dan Satgas COVID-19.
“Tindak lanjut kebijakan PTMT di UIN-SGD Bandung, setiap fakultas juga diharuskan membuat laporan secara berkala mengenai kondisi serta situasi selama PTMT berjalan, “ ujar Rosihon.
Sementara itu, Wakil Dekan 1 FDK UIN SGD Bandung, Enjang AS mengatakan, tiga hari sebelum kegiatan PTMT diselenggarakan ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan di antaranya, pembuatan jadwal, sosialisasi kepada mahasiswa serta dosen dan persiapan lainnya persiapan ruangan, persiapan protokol kesehatan serta alat pembelajaran yang akan digunakan
“Di FDK sendiri perkuliahan dilakukan di dua area yaitu di gedung laboratorium dan di aula karena di dua area tersebut memiliki kekuatan jaringan internet yang stabil.
Menurut Enjang, berdasarkan laporan pelaksanaan dari team PTMT FDK UIN SGD Bandung, proses pembelajaran PTMT hingga saat ini sudah susuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku seperti di antaranya proses tetap berjalan, doses mengajar sesuai dengan penugasan dan sampai sejauh ini dosen yang bertugas mengajar sistem hybrid ini sudah memasuki dua pekan pelaksanaannya. ***