WN-Bandung: Kemampuan berkomunikasi sangat dibutuhkan ketika seseoang berusaha bersikap asertif sehingga tidak terjadi salah persepsi dan miss understanding dalam proses komunikasi, dengan demikian komunikasi asertif bisa menumbuhkan kejujuran. Namun asertif juga bisa menjadi negatif jika dilandasi oleh kepura-puraan
Pernyataan tersebut terungkap dalam talk show My Ilkom episode 17 yang diselenggarakan Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunang Gunung Djati Bandung yang secara teknis dilaksanakan oleh Korps Protokol Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi (KPMJ)-4, secara online, Jumat) malam mulai pukul 19.45, 4 Maret 2022.
Talkshow yang dipandu Nanda Nurmayanti ini, mengangkat tema “Pentingnya Bersikap Asertif”, dengan menghadirkan dua narasumber Devi Eryanti, M.Pd, Dosen Program Studi Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, dan Maulidya Putri Aji, pelaku komunikasi asertif yang juga mahasiswi berprestasi Fisipol Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Menurut Devi Eryanti, asertif, adalah kemampuan seseorang dalam mengungkapkan apa yang diinginkan, dirasakan, dan apa yang ada dipikirkannya kepada orang lain dengan cara yang baik. Kemampuan berkomunikasi dibutuhkan agar tidak terjadi salah persepsi dan miss understanding.
“Komunikasi asertif bukanlah bawaan dari lahir, sehingga bisa dipelajari. Beberapa faktor yang mempengaruhi asertif di antaranya adalah pola asuh orang tua, gender, dan kepercayaan diri,” ujar Devi.
Lebih jauh Devi mengatakan, komunikasi asertif menjadi suatu yang krusial sebab banyak pelaku yang memilih bungkam dibalik “ketidakenakan” dan sulit berkata “tidak “meskipun sudah dalam situasi yang toxic.
“Adanya komunikasi asertif, akan membantu mereduksi kemungkinan diri kita untuk stress terlebih setelah diterima atau tidaknya apa yang kita inginkan,” papar Devi.
Sementara menurut Maulidya Putri Aji, ketika bertemu dengan berbagai karakter, diskusi melalui forum yang disenangi, akan membantu seseorang terpancing mengutarakan apa yang ingin disampaikan.
“Berani melakukan komunikasi asertif akan membuat orang lain lebih respect terhadap apapun yang seseorang katakana ketika mengutarakan pendapat”, kata Maulidya.
Maulidya juga menambahkan, berdasarkan pengalaman di asrama, para penghuni asrama memiliki tipologi sikap dan perilaku yang berbeda beda, Ada yang berusaha berperilaku asertif, dan ada pula yang berpura-pura, namun yang jelas bersikap asertif akan membantu seseorang lebih jujur dalam bersikap dan berperilaku.***