WN-Ciwidey: Bupati Bandung H.M.Dadang Supriatna kembali melaksanakan program Bunga Desa (Bupati Ngamumule Desa) ke-10 di Desa Rawabogo Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung, Rabu (3/8/22).
Pada kegiatan tersebut Bupati menyempatkan diri untuk menginap di rumah salah satu warga bernama Masri di Kampung Cangkore RW 15 Desa Rawabogo.
Pada rangkaian kegiatan Bunga Desa ini, Bupati Bandung bersama jajaran Perangkat Daerah lebih dahulu melaksanakan pertemuan dengan ratusan warga di Desa Rawabogo dalam upaya menyerap aspirasi masyarakat disana.
Bupati Dadang Supriatna pun terlihat komunikasi dengan masyarakat setempat dalam berbagai hal, terkait dengan program Pemkab Bandung. Mulai dari program pemberian pinjaman dana bergulir tanpa bunga, insentif guru ngaji, hingga membahas kartu tani si Bedas.
Bupati Bandung mengungkapkan jika masyarakat sakit cukup pakai kartu BPJS. “Jika ada pihak rumah sakit yang menyepelekan pasien, warga minta segera lapor kepada saya. Nanti Kepala Rumah Sakitnya, saya hentikan,” tandas Dadang Supriatna di hadapan ratusan warga di Desa Rawabogo.
Bupati Bandung pun menyampaikan program pendidikan yang berkaitan dengan muatan lokal. Mulai dari pendidikan Bahasa Sunda, mengaji dan menghafal Alquran. Lebih penting lagi warga memahami tentang Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945.
Menurutnya, melalui program muatan lokal itu, salah satunya adalah program guru ngaji. Dimana para ustadz hadir selama dua jam setiap minggunya untuk mengajar ngaji di sekolah.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga berharap pelaksanaan program bunga desa ini dapat dilaksanakan di 280 desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Bandung.
Selain itu Ia mengatakan, dirinya melaksanakan program Bunga Desa diantaranya bertujuan untuk memastikan program kartu tani. “Apakah kartu tani si Bedas itu sampai kepada masyarakat? Makanya, saya ingin mendengar langsung dari masyarakat, tidak hanya dari kepala dinas,” ucap Dadang Supriatna.
Bupati Bandung pun mengapresiasi petani milenial yang sudah mengkritisi program kartu tani. Sebelumnya, petani milenial mengkhawatirkan data yang masuk dalam rencana penerima program kartu tani si Bedas, dimanfaatkan oleh pihak lain untuk kepentingan yang kurang baik.
Dalam hal program kredit bergulir, Bupati mengatakan, program kredit bergulir bisa digunakan untuk kelompok usaha bersama dan dimanfaatkan untuk usaha para pemuda milenial dalam mengembangkan usahanya.
“Teknisnya ada di pihak bank untuk mendapatkan pinjaman dana bergulir tersebut,” katanya.
Dalam sesi diskusi dengan masyarakata, Bupati Bandung pun langsung menanggapi adanya keluhan warga terkait adanya kerusakan jalan di desa Rawabogo. “Sebagai bentuk nyata ayo kita turun ke lapangan dan langsung kerjakan perbaikan jalan itu,” Tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung A Tisna Umaran memberikan penjelasan terkait dengan kartu tani Si Bedas. Menurutnya latar belakang Bupati menggulirkan kartu tani si Bedas adalah janji politik. “Bahwa negara harus hadir di tengah-tengah masyarakat,” katanya.
Tisna mengatakan persoalan petani itu krusial di antaranya rugi, selain untung. “Kewenangan Kabupaten Bandung dibatasi, dan Pemkab Bandung tak bisa mensubsidi karena hal tersebut merupakan kewenangan pusat,” katanya.
Oleh karenanya Tisna pun mengajak kepada masyarakat untuk berdiskusi dalam mensikapi persoalan yang dihadapi dalam pengelolaan Kartu Tani Si Bedas. drd