SOREANG, WN.net– Menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak 2019 di Kabupaten Bandung telah terjadi beberapa insiden. Bentrok fisik terjadi antara pendukung calon kepala desa di sejumlah desa, bahkan sampai terjadi korban luka-luka akibat benda tajam.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Bandung, H. Iman Irianto, menyampaikan insiden menjelang pilkades telah terjadi beberapa waktu lalu. Di antaranya, bentrok fisik antara para pendukung, di Desa Kopo Kecamatan Kutawaringin, bentrok fisik di Desa Cibodas, Kecamatan Kutawaringin, hingga jatuh korban luka-luka dari salah satu pendukung akibat sabetan senjata tajam sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Kemudian keributan antara pendukung juga terjadi di Desa Biru dan Cidawolong, Kecamatan Majalaya. Di dua desa ini telah terjadi penganiayaan dengan senjata tajam saat bentrokan antara pendukung calon. Termasuk insiden perusakan alat peraga kampanye di Desa Cingcin, Kecamatan Soreang.
Menurut Iman Irianto, para pelaku bentrok fisik hingga melukai korban sudah diamankan pihak kepolisian.
“Kami dapat laporan Insiden itu terjadi karena ada intimidasi dan penganiayaan terhadap lawan politiknya, namun saat ini sudah diantisipasi dan sudah kondusif setelah dilakukan pendekatan versuasif,” kata Iman Irianto, usai audensi dengan Komisi A, DPRD Kabupaten Bandung, di ruang komisi, Jumat (18/10-2019).
Audensi terkait pilkades serentak yang akan dilaksanakan 26 Oktober 2019 di 199 desa dalam 30 kecamatan tersebut, dipimpin Ketua Komisi A, Erwin Gunawan, dipandu Sekretaris Komisi A, Teddy Surachman.
Selain anggota komisi, hadir Asisten Pemerintahan, H. Ruli Hadiana; Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bandung, H. Tata Irawan; Kepala Satpol PP, H. Kawaludin, dan pihak terkait lainnya.
Kaitan itu, tutur Iman, pihaknya bersama pihak kepolisian, TNI, Satpol PP, selalu mewaspadai daerah rawan konflik menjelang pilkades dan pelaksanaan pilkades.
“Ini potensi kerawanan yang akan mengganggu pelaksanaan pilkades. Untuk antisipasi terjadinya konflik, kita melakukan pola pengamanan bersama TNI, Polri, terutama pada hari H pencoblosan, yaitu satu TPS satu polisi, satu TNI (Babinkantibmas, Babinsa), diperkuat Satpol PP, dua Pamsung, dua Pamyah di tiap TPS. Ada sekitar 6155 personil pengamanan untuk mendukung pelaksanaan Pilkades,” ujarnya saat memberikan paparan di hadapan Komisi A.
Untuk mengantisipasi maraknya perjudian pada pilkades, menurut Iman, pihaknya membentuk Satgas Anti Judi dan upaya pengamanan bersama Polri. Satgas akan menindak tegas dan akan menangkap para pelaku judi pada pilkades.
“Mudahan-mudahan dengan adanya deklarasi damai oleh para calon kepala desa kemarin, pelaksnaan pilkades serentak ini bisa berjalan aman, tertib, sukses tanpa ekses,” ucap Iman Irianto.** Deddy R.